gua : gua rela lu ga ada taun depan asal lu jangan ninggalin PP lu : iya, gua emang ga ninggalin kalian kali
alhamdulillah sekarang gua bisa sedikit demi sedikit merelakan lu, walaupun masih sedih banget. yaa gua coba mengerti gimana kalo gua ada di posisi lu. seperti janji lu tadi siang, lu ga ninggalin kita kan ? berarti lu mau bantuin kita sewaktu waktu kita butuh bantuan.
kita sama sama berjuang yaa, kawan walaupun di jalan yang berbeda dan semoga kita sama sama sukses, amiin.
senandung sore ini :
waktu terasa semakin kelabu tinggalkan cerita tentang kita akan tiada lagi kini tawamu tuk hapuskan semua sepi di hati
ada cerita tentang aku dan dia dan kita bersama saat dulu kala ada cerita tentang masa yang indah saat kita berduka, saat kita tertawa
teringat di saat kita tertawa bersama ceritakan semua tentang kita
*iya, lebih baik orang yang ga bisa tapi mau, dari pada orang yang bisa tapi ga mau
cerita berhikmah yang bagus, copas dari blognya icat hehe .
Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Isteri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya :
- Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu. - Kedua : Jika pergi ke kedai berniaga jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahawa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bongsu menjadi semakin miskin.
Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.
Jawab anak yang bongsu : “Ini kerana saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih”.
“Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke kedai dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik teksi, padahal sebetulnya saya boleh berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya penggunaan wangku bertambah banyak”.
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama. Jawab anak sulung : “Ini semua adalah kerana saya mentaati pesan ayah. Kerana Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah memberi hutang sehingga dengan demikian modal tidak susut”.
“Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke kedai atau pulang dari kedai tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya pergi ke kedai sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Kerananya kedai saya buka sebelum kedai lain buka, dan tutup jauh sesudah kedai yang lain tutup.”
“Sehingga kerana kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan kedaiku menjadi laris, kerana mempunyai jam kerja lebih lama”.
MORAL CERITA : Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita boleh juga terhanyut dengan adanya kesulitan kerana hal rutin kita… pilihan ada di tangan anda.
‘Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa
tau ga ? dari awal ketemu lu, gua udah liat jiwa kepemimpinan lu dari awal liat lu, gua tau lu orang yang hebat dari awal liat lu mimpin, gua udah mikir lu pasti calon pemimpin taun depan dan bahkan ga cuma gua yang seperti itu tapi kita semua
kita terlalu percaya lu adalah orang hebat kita terlalu percaya lu bisa dan itu yang menyebabkan rasa kecewa itu datang sekarang kaget.
gua terharu pas lu bilang di sms :
gw pengen liat PP yang udah dewasa
memang setiap orang punya hak untuk memilih jalan hidupnya masing masing dan ini pilihan lu gua dan yang laen cuma bisa berdoa semoga ini yang terbaik buat lu tapi gua masih berharap keputusan itu berubah gua tau lu orang yang berprinsip gua tau lu bukan orang yang bisa dirayu gua tau apapun yang gua omongin ke lu, bagaimanapun gua memohon ke lu, itu ga akan merubah apa apa cuma diri lu sendiri yang bisa ngubah keputusan itu
*ya Allah tunjukan yang terbaik untuk kami, apapun itu, amiin
bermula dari satu tahun yang lalu kita dipertemukan dalam satu kabinet OSIS yang akhirnya diberi nama AVION AVION berasal dari bahasa prancis yang artinya pesawat kenapa pesawat ? karena dengan nama pesawat kita berharap bisa menjunjung tinggi harapan smansa serta membawa smansa ke arah yang lebih baik sesuai tujuan yang ingin dicapai, dengan posisi terbang kita dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang untuk penyelesaian yang baik .
Allah memang menjodohkan kita bersatu, ya OSIS itu jodoh . dengan masa jabatan yang pendek hanya 9 bulan, kita alhamdulillah bisa melaksanakan sederetan acara, dari mulai roket, nusa, pelangi, buta, perpisahan, smansa day, mos, bigcamp, dan TOP . OSIS sinting ? hahaha smansa day dan TOP acara yang penuh perjuangan, salut sama aa teteh avion . dari mulai nyari duit, danu pas liburan, kepanasan, pulang malem, dimarahin orang tua demi osis . melelahkan tapi semua itu indah, bahkan sangat indah . sekarang kita sudah berada pada akhir masa jabatan kita, acara yang tersisa pun tinggal takbir, dan takbir dipercayakan pada paperplane, osis kecil . novi pasti bakal kangen saat saat itu bareng AVION, juga saat saat kumpul, kumat .
berat rasanya melepas AVION untuk segera mendarat . terimakasih untuk satu tahun ini, satu tahun yang sangat berkesan . maafin novi kalo selama ini banyak salah, salah kata salah sikap, dan kurang berkontribusi atau ga brkontribusi dengan baik . doain ya aa teteh, paperplane bisa mensukseskan takbir juga mensukseskan osis selanjutnya, amiin amiin amiin ya Allah .
*paperplane, penerbangan dan perjalanan kita yang baru memang belum dimulai tetapi kini sudah menjadi 'pra' yang harus kita sadari. sudah sampai saatnya untuk kita menjadi dewasa, buktikan kita bisa menjadi pesawat kecil yang kuat. paperplane yang kuat dengan kebersamaan 25 jiwa didalamnya.
Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru. Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya. Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?", "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi.
Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu. Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku? Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.
semoga aja gua bisa seperti kopi, yang bisa menjadi lebih baik dengan keadaan yang buruk, dengan H-2 TOP yang masih defisit, tugas sekolah yang bejibun, ulangan, kurang dari H-30 TAKBIR 2010 yg blum punya dana .
ya Allah hamba tahu Engkau memercayai hamba untuk bisa melewati ini semua, tapi izinkanlah hamba meminta. Hamba mohon sukseskanlah TOP, berilah senyuman dan tawa pada setiap AVION karena TOP mengalami surplus, bantu hamba menyeimbangkan pelajaran dan OSIS, serta sukseskan TAKBIR yang membawa semangat pemuda Islam, dan satu lagi yang terpenting bantu aku menjaga kepercayaan dan pengertian orang tua, amiin amiin amiin ya Allah